Jumat, 21 Agustus 2015

meningkatkan keuntungan budidaya ikan nila merah

meningkatkan keuntungan budidaya ikan nila merah
Salah satu komoditas perikanan air tawar yang cukup menjanjikan prospeknya saat ini


adalah budidaya ikan nila. Kebutuhan ikan nila yang cukup tinggi di pasaran khususnya untuk segmen rumah makan, restoran dan pedagang kali menjadikan para peternak ikan sangat bergairah untuk berbudidaya ikan nila. Ikan nila memiliki rasa dan tekstur daging yang khas sehingga sangat cocok untuk dimasak dengan berbagai cara.
Demikian pula yang dilakukan oleh para petani ikan nila di daerah karanganom, klaten, Jawa Tengah yang tekenal dengan sentra ikan nila Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Para peternak ikan nila didaerah ini sudah cukup lama menggeluti budidaya ikan nila khususnya nila merah sehingga mereka sangat berpengalaman proses pembesaran ikan nila merah, seperti pertumbuhan yang kurang maksimal dan angka kematian ikan nila yang masih cukup tinggi.
Hingga pada akhir tahun 2012 para peternak ikan nila daerah tersebut mengetahui dan mulai menggunakan produk NASA seperti Viterna, POC NASA dan Hormonik untuk dicampurkan pada pellet yang berperan sebagai sumber vitamin dan mineral untuk memacu pertumbuhan serta meningkatkan daya tahan tubuh ikan sehingga pada umur 50-55 hari para peternak sudah melakukan panen dengan size 1 kg isi 4-5 ekor ikan siap konsumsi.
Dengan jumlah tebar ikan sebanyak 700 kg dengan size 1kg isi 15-20 ekor bibit nila selama 55 hari dibesarkan ternyata kematiannya hanya 20 kg atau sekitar 2,8%. Dengan hasil ini para peternak ikan di daerah karanganom klaten semakin bersemangat untuk meningkatkan berbudidaya ikan nila sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengembangkan usaha budidaya ikan nilanya menjadi lebih besar.


 Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi:

Jumat, 29 Mei 2015

Budidaya lele pakai NASA

Budidaya lele pakai NASA (POC NASA, HORMONIK, VITERNA DAN TON)
Ada beberapa factor yang harus diperhatikan agar lele biar dipanen pada umur 2  bulan sejak tebar bibit. Factor-faktor tersebut berhubungan dengan pakan, pemberian suplemen, pola pemberian pakan, pengontrolan, dan pola terapi kebersihan air kolam.

Terapi Kolam
- isi air setinggi 10 – 15 cm
- 5 sendok makan (sdm) TON + 5 tutup botol POC NASA dilarutkan dengan air ± 10 liter, aduk sampai rata dan siramkan kekolam secara merata, biarkan ± 10 hari
- selanjutnya, tambahkan ketinggian air menjadi ± 45 cm
- 3 sm TON + 3 tutup botol POC NASA larutkan dengan air ± 5 liter dan siramkan kekolam merata, biarkan 1 hari
- masukkan bibit lele
- setiap 1 minggu sekali kolam diterapi dengan cara, diberi larutan 2 sdm TON + 2 tutup botol POC NASA, dilarutkan dengan air ± 5 liter
- setelah ± 15 hari tambahkan ketinggian air menjadi 70 cm

A. JENIS PAKAN
Dalam usaha pembesaran, biasanya pembudidaya memberikan dua jenis pakan, yaitu makanan pokok berupa pelet ikan tipe FF999, 781-SP, 781-2, dan 781 serta pakan alternatif atau tambahan.
Pemberian pakan tambahan selain bertujuan untuk menghemat biaya pakan, juga untuk menggenjot pertumbuhan lele. Pakan tambahan tersebut bisa berupa keong mas, bekicot, limbah peternakan, limbah pemotongan hewan, limbah ikan, dan ikan sisa tangkapan nelayan.

Pakan alternatif
1. Keong mas dan Bekicot
Keong mas dan bekicot mengandung protein yang tinggi dan sangat baik untuk memacu pertumbuhan lele. Keong mas dan bekicot merupakan hama dan sekaligus musuh petani. Jadi, pemanfaatan keong mas dan bekicot sebagai makanan tambahan lele mempunyai fungsi ganda, selain memberantas hama tanaman, juga untuk menghemat biaya pembelian pakan.
Sebelum diberikan ke lele, camgkang keong mas atau bekicot harus dipecah, kemudan dagingnya dipisahkan dari cangkang tersebut. Agar pemberian pakan merata, sebaiknya cincang daging bekicot atau keong mas terlebih dahulu sebelum diberikan ke lele. Tebarkan daging tersebut secara merata ke dalam kolam pembesaran. Ukuran bibit lele yang sudah bias diberi pakan tambahan yakni sebesar jari kelingking.

2. Limbah Peternakan
Limbah yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lele berupa ayam mati yang dapat diperoleh di tempat penampungan atau pada tukang potong ayam. Ayam tersebut biasanya mati akibat terjepit atau berdesak-desakan selama dalam perjalanan menuju tempat pemotongan.
Ayam mati tidak bisa langsung diberikan ke lele. Ayam harus dibakar hingga bulunya habis. Setelah itu, ceburkan ayam ke dalam kolam. Lele akan segera memakan santapan tersebut hingga habis. Pemberian pakan ini tidak boleh melebihi kebutuhan lele. Sisa pakan yang berlebih bisa mencemari dan mengotori air kolam. Kolam yang kotor mengundang tumbuhnya berbagai bibit penyakit.

3. Limbah Pemotongan Hewan
Ada dua macam limbah pemotongan hewan yang bisa diberikan ke lele, yaitu darah dan jeroan hewan. Darah hewan sangat baik untuk pertumbuhan bibit lele karena mengandung gizi yang tinggi. Darah hewan yang bisa diambil di antaranya darah kambing, darah sapi, atau kumpulan darah ayam potong. Sebelum diberikan, darah tersebut harus direbus hingga beku atau menggumpal (marus). Namun, pemberian marus ini agak riskan, karena air cepat kotor. Karena itu, marus harus dicampur dengan pakan utama berupa pelet yang diseduh dengan air panas.
Selain darah, jeroan ayam potong juga bisa diberikan sebagai pakan lele. Limbah pemotongan hewan ini bisa diperoleh di tempat pemotongan hewan atau ayam potong.

4. Limbah Ikan dan Sisa Tangkapan Nelayan
Limbah ini bisa diperoleh di penjual ikan atau pada usaha pemindangan ikan. Pemanfaatan limbah ikan ini, selain baik untuk pertumbuhan lele, juga merupakan cara menghemat biaya pemeliharaan, karena limbah ikan tidak diperjualbelikan atau bisa diperoleh Cuma-Cuma.
Jika lokasi usaha budidaya lele dekat dengan pantai, pembudidaya lele dapat memanfaatkan ikan sisa tangkapan nelayan yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi oleh manusia. Ikan ini harganya tidak mahal dan baik digunakan untuk mempercepat pertumbuhan lele. Ikan tersebut bisa langsung diberikan ke lele. Namun, jika ukurannya cukup besar, sebaiknya cincang terlebih dahulu.

B. PEMBERIAN SUPLEMEN
Sama seperti pada usaha pembenihan, usaha pembesaran lele juga memerlukan suplemen untuk meningkatkan selera makan lele. Suplemen yang digunakan berupa TON, POC NASA, HORMONIK, VITERNA yang dicampurkan dengan pelet. Takarannya, sama dengan suplemen yang diberikan pada pakan benih..

Terapi Pakan
Proses pencampuran dengan produk NASA :
- POC NASA + VITERNA + HORMONIK dioplos menjadi satu, misal ditempatkan dalam botol tersebut
- Setiap 1 kg pakan dicampur dengan 1 tutup botol oplosan tersebut
- Dengan cara, 1 tutup dilarutkan dengan air ± ½ liter lalu campur dengan pakan dan diaduk-aduk dibolak-balik sampai merata
- Selanjutnya diamkan ± 5 menit
- Siap disajikan

C. POLA PEMBERIAN PAKAN
Pada dasarnya pola pemberian pakan untuk usaha pembesaran lele sama dengan pola pemberian pakan pada usaha pembenihan. Namun, jenis pakan dan porsinya yang berubah karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan lele. Makin besar lele, makin banyak pakan yang dibutuhkan. Umumnya, lele cukup diberi makan 3-4 kali sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00), sore (16.00-17.00), dan malam hari (20.00-22.00).

D. JUMLAH PAKAN YANG DIBERIKAN
Tidak ada petunjuk yang jelas mengenai berapa banyak makanan yang harus diberikan untuk seekor lele dalam satu hari. Namun, pakan yang diberikan tidak boleh kurang dari 10% berat tubuh ikan. Bila kita bicara pembesaran lele, semakin sering diberi makan, secara logika lele akan semakin cepat besar. Artinya pemberian pakan harus sesering mungkin, tetapi jangan berlebihan. Pemberian pakan yang terlalu sering berisiko terhadap kecepatan keruhnya air. Akibatnya, kolam harus sering dikuras dengan mengganti sebagian air. Namun, jika sumber air berasal dari saluran irigasi yang dialirkan melalui pipa ke dalam kolam terpal, airnya tidak perlu diganti hingga panen.

E. PENGONTROLAN
Pengontrolan dalam usaha pembesaran lele sama fungsinya dengan pengontrolan yang dilakukan dalam usaha pembenihan, yaitu untuk memastikan apakah usaha pembesaran lele yang kita lakukan berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Ada kendala dan masalah atau tidak. Jika ada masalah, baik itu menyangkut ikan, pakan, air, dan kolam, tindakan apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pengontrolan bersifat wajib, jika kita menginginkan usaha yang sukses. Jangan berharap untung besar, jika lele kekurangan pakan, airnya kotor, atau kolam bocor. Ketekunan Anda sangat dibutuhkan dalam usaha budidaya ini.

F. PENGURASAN KOLAM
Pengurasan tidak perlu dilakukan setiap hari, cukup setiap 3-5 hari sekali hingga waktu panen, karena secara fisik lele sudah kuat dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Tahapan kerja dalam pengurasan kolam pembesaran sama halnya dengan tahapan pengurasan kolam pada usaha pembenihan.

G. PENYORTIRAN ULANG
Lele di kolam pembesaran harus disortir secara berkala. Adapun selang waktu penyortiran setiap 10 hari atau 2 minggu sekali. Tujuannya, untuk menjaga agar perolehan makanan seimbang dan ukuran lele yang dipelihara seragam.
Penyortiran diperlukan karena pertumbuhan lele tidak sama. Ada yang cepat besar dan ada yang pertumbuhannya lambat alias kuntet. Jika kondisi ini dibiarkan, ukuran lele yang dihasilkan tidak seragam yang berpengaruh terhadap harga jual lele.
Ukuran yang tidak seragam merupakan ancaman bagi lele yang berukuran lebih kecil. Jika kekurangan makanan, lele yang bongsor bisa memangsa lele yang lebih kecil. Kondisi ini tentunya akan berdampak langsung terhadap jumlah panen.
Untuk mencegah kanibalisme, lele harus disortir. Hasil sortir dipindahkan ke kolam pembesaran terpisah sesuai dengan ukuran lele. Pada prinsipnya proses penyortiran untuk usaha pembesaran hampir sama dengan proses penyortiran dalam usaha pembenihan, hanya selang waktunya agak lebih lama. Selain itu, ukuran baskom yang digunakan juga berbeda, seiring pertumbuahan bibit.
Berikut ini tahapan penyortiran dalam usaha pembesaran lele :
Siapkan peralatan sortir, berupa slang, serokan, baskom sortir, dan baskom penampungan.Kurangi air kolam menggunakan slang dengan bantuan mesin sirkulasi, hingga ketinggian air mencapai 5 cm.
Serok lele menggunakan serokan kain, lalu tuangkan ke dalam baskom sortir yang ditempatkan persis di atas baskom penampungan. Lele yang disortir akan tertinggal di dalam baskom sortir, sedangkan lele yang tidak lolos sortir akan berada di baskom penampungan.
Pindahkan lele di baskom sortiran ke dalam baskom penampungan hasil sortir. Kembalikan lele di baskom penampungan ke kolam pemeliharaan semula. Sementara itu, lele hasil sortir dipindahkan ke kolam pembesaran lainnya.


Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi:

Senin, 16 Juni 2014

Efisiensi Pakan ikan


Efisiensi Pakan ikan dengan keuntungan maksimal. Ikan memerlukan zat-zat gizi untuk melengkapi kebutuhan hidupnya. Zat-zat tersebut digunakan untuk proses pertumbuhan, produksi, reproduksi dan pemeliharaan tubuhnya. Secara umum, pakan ikan dibuat dari bahan-bahan pakan yang berasal dari tanaman dan hewan, terutama hasil ikutan sisa proses pengolahan makanan dan pabrik. Bahan makanan manusia yang tersisa dan kurang bermanfaat bagi kebutuhan manusia, ternyata zat-zat nutrisinya masih bisa di manfaatkan oleh ikan.
Pakan yang sudah lengkap kandungan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh ikan adalah pakan konsentrat atau pakan pellet. Pakan pellet dibuat berdasarkan kebutuhan masing-masing jenis dan fase kehidupan lkan sehingga terdapat berbagai jenis dan merk pakan pellet di pasaran. Pakan pellet dibuat dari berbagai bahan baku yang mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ikan sehingga sumber bahan bakunya bisa bermacam-macam.
Bahan baku pembuatan pakan pellet tersebut saat ini sebagian besar masih diiimpor sehingga membuat pakan pellet harganya mahal. Oleh karena itu, untuk menjaga keuntungan budidaya diperlukan penanganan dan apllkasi pakan yang tepat. Penanganan yang dimaksud adalah dalam hal penyimpanan dan pengelolaan. Teknik penyimpanan dan pemakaian harus menggunakan prinsip bahwa yang pertama kali masuk harus digunakan lebih dahulu. Selain teknik penyimpanan yang benar, yang tidak kalah penting adalah teknik pemberian pakan ke ikan.
Seperti kita ketahui bahwa ada 2 (dua) jenis pakan yaitu pakan terapung dan pakan tenggelam. Cara kita menaburkan pakan harus bisa menjamin bahwa pakan tersebut benar-benar dimakan oleh ikan. Karena jika tidak termakan oleh ikan akan mengalami kerusakan fisik dan akhirnya akan mengalami pembusukan yang menghasilkan senyawa berbahaya bagi ikan.
Untuk pakan yang tenggelam, teknik pemberian pakan harus disertai dengan pengontrolan kemampuan makan ikan, yaitu dengan menggunakan metode cek anco. Metode inl dilakukan dengan menempatkan 1,5 - 2% Bari pakan yang diberikan pada sebuah wadah Bari plastik atau bambu yang direndam di air bersamaan dengan penaburan pakan ke kolam. Setelah 1/2 - 1 jam berikutnya, wadah tersebut diangkat untuk mengetahui apakah masih ada sisa pakan atau sudah habis. jika di tempat tersebut masih ada sisa pakan, maka bisa dipastikan bahwa pakan yang kita berikan terlalu banyak sehingga ikan tidak habis mengkonsumsinya, sehingga pada pemberian pakan berikutnya jumlah pakan yang diberikan harus di kurangi. Namun jika sudah habis maka pakan yang diberikan bisa dikonsumsi ikan semua. Pada hari berikutnya waktu pengangkatan wadah tersebut dipercepat, apabila masih habis maka pemberikan pakan berikutnya jumlah pakan yang diberlkan harus ditambah sehingga mencapai standar 3% dari berat ikan total di kolam.
Untuk pakan terapung, kontrol nafsu makan lkan lebih mudah, karena kita bisa mengamati dari agresivitas ikan dalam mengkonsumsi pakan. Namun demikian kita juga harus tetap mengontrol penaburan pakan, lebih baik kita taburkan sedikit demi sedikit sehingga tiap pakan yang kita berikan dapat kita pastikan benar-benar habis dimakan ikan. Karena jika langsung kita taburkan pakan dalam jumlah yang banyak, dikhawatirkan tidak semua pakan dimakan ikan.
Jika tidak dikonsumsi oleh ikan, pakan akan mengalami perubahan bentuk menjadi lebih besar karena menyerap air, jika penyerapan air sudah maksimum proses berikutnya adalah kerusakan fisik berupa hancurnya butiran-butiran pakan tersebut. Dalam kondisi pakan yang sudah mengembang, pakan sudah tidak bisa dikonsumsi oleh ikan, baik karena ukurannya sudah terlalu besar sehingga tidak bisa masuk ke mulut ikan maupun karena rasanya sudah tidak menarik selera ikan karena zat atraktan (zat untuk menarik indra penciuman ikan) sudah larut ke air.
Setelah mekanisme pemberian pakan sudah benar, hal yang bisa kita lalukan lagi untuk meningkatkan efisiensi pakan adalah dengan meningkatkan kualitas pakan. Memang di pasaran sudah ada klasifikasi pakan berdasarkan kualitas atau kandungan nutrisinya, tentu mana yang lebih bagus akan lebih mahal harganya. Namun yang perlu kita lakukan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pakan tanpa meningkatkan harga terlalu mahal.
Untuk maksud tersebut, pencampuran pakan dengan Produk-produk NASA untuk perikanan, yaitu VITERNA, POC NASA dan HORMONIK sangat tepat dilakukan dengan cara pemakaian sebagai berikut ; ketiga produk tersebut dicampur menjadi satu dengan perbandingan masing-masing 1 (satu) botol. Lalu campuran tersebut digunakan untuk membasahi/mencampur pakan pellet yang akan diberikan dengan dosis 1 tutup botol larutan produk NASA tersebut ditambah dengan 1 (satu) liter air untuk mencampur 1 - 3 kg pakan. VITERNA, POC NASA dan HORMONIK menambah kandungan zat nutrisi pakan sehingga akan memperkaya pakan dengan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ikan. Dengan semakin kaya kandungan nutrisinya, pertumbuhan dan penggemukan ikan akan lebih optimal dan terapi air kolam menggunkan TON
Selain menambah kandungan nutrisi pakan, Produk NASA tersebut juga menambah nafsu makan ikan. Peningkatan tersebut melalui mekanisme dua hal, yaitu dengan membuat kondisi tubuh ikan lebih sehat sehingga merangsang ikan untuk memakan pakan dengan kuat. Mekanisme kedua yaitu dengan menambah daya atraktan pakan melalui bau dan rasa yang lebih kuat sehingga lebih menarik ikan untuk mengkonsumsi pakan yang diberikan.
Dengan berbagai upaya tersebut, efisiensi pakan akan lebih meningkat. Sehingga peluang keuntungan akan lebih besar, karena biaya pakan merupakan komponen biaya terbesar (mencapai 70%) sehingga sangat mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh.
Oleh : Ir. Agus Hakim ( TS Perikanan PT. NASA )


 Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi:

Minggu, 15 Juni 2014

Sukses Bisnis Pakan Ikan

Sukses Bisnis Pakan Ikan Berkat Produk Nasa 
Produk nasa tidak hanya bisa langsung diaplikasikan di lahan. Namun juga bisa menjadi bahan pelengkap produksi. Nasa ikut andil dalam meningkatkan kualitas pelet Wiyono sehingga diserap pasar.
Wiyono, adalah sorang pensiunan PNS yang tinggal di Kab. Sarolangun, Prov. Jambi. Setelah purna tugas, pria ini mempunyai kegiatan memelihara berbagai jenis ikan yaitu nila, patin, gurame, lele dan mas dengan skala yang cukup luas. Beberapa tahun memelihara ikan, pria kelahiran Gunung Kidul 20 Juli 1946 itu merasa prihatin karena jarang mendapatkan keuntungan memadai yang juga dialami oleh petani ikan lain di daerahnya. Hal itu terutama disebabkan oleh semakin tingginya harga pakan pabrik sementara harga ikan cenderung tetap.
Semangat pengabdian kepada Negara rupanya masih mengalir deras yang memanggilnya berbuat sesuatu untuk merubah keadaan tersebut dengan membuat pakan ikan sendiri yang murah namun tetap berkualitas.
Bermodal dua unit mesin pembuat pakan pelet berkapasitas 3 dan 1,5 ton per hari kerja dan sebuah bangunan sederhana, atau bahkan sering dia sebut darurat, Wiyono memulai usahanya membuat pakan bermutu bagus, harga murah dan menguntungkan petani. Untuk itu, ia menggunakan bahan baku yang bisa diperolah tidak jauh dan rumahnya dengan tetap memperhitungkan kandungan nutrisinya.
Melalui berbagai perhitungan, percobaan dan konsultasi dengan beberapa pihak, akhirnya Wiyono berhasil memproduksi pakan pelet yang murah harganya. Jika harga pakan di pasaran kurang lebih 6 ribu rupiah per kilogram, maka pakan buatan Wiyono yang diberi merk PELET SUPER PLUS (RS.+) hanya berharga 4 ribu saja dengan kualitas yang tidak kalah dengan pakan buatan pabrik besar. Melalui analisa di LPPM (PB dan Lab. Pusat Studi Pangan dan Gizi FTP UGM, diperoleh kandungan nutrisi pakan adalah :
·       Protein 29 - 30%
·       Lemak 7 - 8%
·       Abu 14 - 17%
·       Serat Kasar 2 - 4%
·       Karbohidrat 38 - 43%
·       plus vitamin dan mineral.
Kandungan nutrisi tersebut sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi ikan untuk pembesaran.


Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi:

Bersambung.......

Sabtu, 14 Juni 2014

Tingkatkan Kualitas Pakan

Tingkatkan Kualitas Pakan dengan Produk Nasa
Satu hal yang juga menentukan keberhasilan tersebut adalah digunakannya Produk NASA sebagai campuran pembuatan pakannya. Produk NASA yang digunakan adalah VITERNA, POC NASA dan HORMONIK dengan dosis setap 1 (satu) ton campuran bahan pakan diberi 4 botol VITERNA, 3 botol POC NASA dan 2 botol HORMONIK
Wiyo
no yang berputra 6 orang tersebut sangat yakin bahwa pemakaian Produk NASA selain meningkatkan nafsu makan ikan, juga dapat menambah kandungan nutrisi dan cita rasa pakan, sehingga walaupun pellet yang dibuatnya tidak memakai bahan atraktan (bahan untuk menarik indera penciuman ikan) sebagaimana biasa dipakai di pakan pabrik, tetap saja peletnya sangat palatable (disukai ikan). Hal itu sudah dibuktikan baik di kolam ikannya sendiri maupun di banyak kolam petani lain.
Pernah juga dicoba membuat pakan dengan bahan baku yang sama tetapi tidak menggunakan Produk NASA, ternyata pakan pelet yang dihasilkan kurang disukai ikan, nafsu makan ikan juga tidak terpacu dan kandungan nutrisinya tidak memenuhi standar



Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi:


Bersambung .......
silahkan klik " Petani ikan membuat pabrik pakan ikan "

Jumat, 13 Juni 2014

Petani ikan membuat pakan

Petani ikan membuat pakan sendiri
Saat ini Wiyono sudah menambah satu lagi pabrik pakannya di daerah Sungai Duren dengan satu mesin kapasitas 3 ton per hari kerja. Semua usaha pembuatan pakan ikannya sudah mendapatkan syarat perijinan yang diperlukan, baik itu TDP, TDI, SITU, SIUP, HO dan STDUP.
Atas keberhasilan yang telah dicapai, Wiyono mendapatkan kepercayaan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi untuk membuat pabrik pakan di kota Jambi dengan kapasitas mesin yang Iebih besar dan tentu saja Produk NASA juga tetap digunakan.
Bersama Produk NASA, Wiyono telah berbuat sesuatu yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun petani ikan lain, sehingga walaupun sudah purna tugas sebagai PNS, tetap saja ada wahana untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat sebagaimana semboyan yang sering ia ucapkan
MUTU BAGUS, HARGA MURAH, PETANI IKAN UNTUNG. NASA LUAR BIASA.... 




Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi:

Kamis, 12 Juni 2014

Kebutuhan Pakan Ikan

Kebutuhan Pakan Ikan versi Nasa
Jumlah pakan ikan per hari secara teknis adalah  3% dari bobot total ikan (atau disebut biomas) yang ada di kolam pada saat itu.
Contoh:
 jika jumlah bibit ikan yang ditebar 10.000 dengan bobot rata-rata 100 gram, dengan asumsi tingkat kehidupan 80%, maka jumlah pakan yang diperlukan per hari adalah :
- Jumlah ikan                                  = 80% X 10.000 = 8.000 ekor
- Berat ikan di kolam (biomas)  = 8.000 X 0.1      = 800 kg
- Jumlah pakan                             =  3% X 800       = 24 kg per hari
Dalam prakteknya, jumlah pemberian pakan disesuaikan dengan kemampuan makan ikan pada saat itu. Untuk pakan yang tenggelam harus dicek dengan anco (semacam ayakan).

Caranya dengan menaruh kira-kira 10% dari pakan yang ditebarkan dalam anco tersebut, dalam waktu tertentu anco diangkat. Jika pakan dalam anco habis, berarti jumlah pakan yang ditebarkan sesuai dengan kemampuan makan ikan, namun jika masih sisa maka pakan yang ditebarkan terlalu banyak sehingga perlu dikurangi. Untuk pakan terapung pengamatan akan lebih mudah dengan melihat respon ikan terhadap pakan yang ditebar.

 Pemesanan Vitamin dan Terapi Air Kolam Ikan, silahkan hubungi: